Rabu, 29 Februari 2012

IMBUHAN AKHIRAN

1.      PENGERTIAN IMBUHAN

Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation).
Imbuhan (afiks) adalah bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata. Imbuhan (afiks) dibahas dalam bidang ilmu Morfologi. Kata yang dibentuk dari kata lain pada umumnya mengalami tambahan bentuk pada kata dasarnya. Perubahan-perubahan bentuk kata menyebabkan adanya perubahan golongan dan arti kata. Perbedaan golongan dan arti kata-kata tersebut tidak lain disebabkan oleh perubahan bentuk kata. Karena itu, maka morfologi disamping bidangnya yang utama menyelidiki seluk-beluk kata, juga menyelidiki kemungkinan adanya perubahan golongan dan arti kata yang timbul sebagai akibat perubahan bentuk kata.

2.      IMBUHAN AKHIRAN (SURFIKS/SUFIX)
Akhiran (sufiks/ sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya di sebut safiksasi (suffixation). Akhiran terdiri dari -an, -in, -wan, -wati, -wi. Semua akhiran ini di sebut sebagai akhiran untuk kata benda. Sedangkan akhiran yang berupa kata sifat, diantaranya -if, -ik, -is, -er, –wi. Kadang-kadang akhiran yang berupa kata sifat, ada yang berasal dari bahasa inggris dan ada yang berasal dari bahasa arab. Contoh: -al, -iah, -i, -nya, -in, -at, -us, -or, -if. Untuk lebih lengkap, simak selanjutnya.
*      Akhiran dari Bahasa Indonesia
A.    Akhiran –an
Akhiran –an tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap –an. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Fungsi akhiran –an adalah membentuk kata benda. Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan dengan akhiran   –an itu antara lain :
1.      Untuk mendapatkan makna “hasil” akhiran –an  harus digunakan pada kata kerja tertentu.
Contoh :
Tulisan                  -           Hasil tulisan
Temuan                -           Hasil temuan
2.      Untuk mendapatkan makna “alat” akhiran –an harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja.
Contoh
Pikulan                 -           alat untuk memikul
3.      Untuk mendapatkan makna “benda atau hal yang dikenal pekerjaan” akhiran –an harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja.
Contoh
Makanan              -           sesuatu yang dimakan
4.      Untuk mendapatkan makna “tempat” akhiran –an harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja.
Contoh
Kubangan             -           tempat  berkubang
5.      Untuk mendapatkan makna “tiap-tiap” akhiran –an  harus digunakan pada kata benda yang menyaakan waktu atau satuan ukuran.
Contoh
Bulanan                -           tiap-tiap bulan
6.      Untuk mendapatkan makna :mengandung banyak hal yang disebut kata dasarnya” akhiran –an  harus diimbuhkan pada kata benda tertentu.
Contoh
Ubanan                 -           banyak ubannya
7.      Untuk mendapatkan makna “himpunan bilangan atau jumlah” akhiran –an  harus digunakan pada kata bilangan.
Contoh
Belasan                 -           himpunan yang jumlahnya sebelas sampai Sembilan belas
8.      Untuk mendapatkan makna “bersifat yang disebut kata dasarnya” akhiran –an  harus digunakan pada beberapa kata sifat.
Contoh
Murahan              -           harganya murah

B.     Akhiran –kan
Akhiran –kan tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap –kan. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya.
Pembentukan kata dengan akhiran –kan akan memberikan makna sebagai berikut :
1.      Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –kan harus diimbuhkan pada :
a.       Kata sifat
Contoh :
Tenangkan                 -           jadikan tenang
b.      Kata kerja yang menyatakan keadaan
Contoh :
Putuskan                    -           jadikan putus
c.       Beberapa kata benda yang memiliki sifat khusus
Contoh :
Hutankan                   -           jadikan hutan
2.      Untuk mendapatkan makna “sebabkan  jadi berada” akhiran –kan harus diibuhkan pada kata benda yang menyatakan tempat.
 Contoh :
Pinggirkan            -           jadikan berada dipinggir
3.       Untuk mendapatkan makna “lakukan…” akhiran –kan harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan tindakan. Contoh :
Lemparkan           -           lakukan lempar
4.      Untuk mendapatkan makna “lakukan untuk orang lain” akhiran -kan harus diimbuhkan pada kata kerja yang kata dasarnya sudah transitif.
Contoh :
Ambilkan              -           ambil untuk orang lain
5.      Untuk mendapatkan makna “bawa masuk ke…” akhiran –kan harus digunakan pada beberapa kata benda yang menyatakan ruang atau wadah.
Contoh :
Asramakan                       -           masukkan ke asrama
6.      Akhiran –kan mendapatkan makna  menyatakan sungguh-sungguh.
Contoh :
Dengarkan            -           mendengarkan dengan sungguh-sungguh
Kenangkan           -           mengenanglah dengan sungguh-sungguh
7.      Akhiran –kan mempunyai arti menyatakan dengan.
Contoh :
Pukulkan  -           pukulah dengan
Bayarkan  -           bayarlah dengan


Catatan :
Akhiran –kan lazim digunakan bersama dengan awalan me- sehingga menjadi me-kan yang digunakan dalam kalimat aktif transitif atau juga dengan awalan di- sehingga menjadi di-kan yang digunakan dalam kalimat pasif transitif.

C.    Arti akhiran –i
Akhiran –I tidak mempunyai variasi bentuk, jadi untuk kondisi dan situasi mana saja bentuknya sama saja. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Perlu diperhatikan kata-kata yang berakhir dengan fonem /i/ tidak dapat diberi akhiran –i.
Pembubuhan kata dengan akhiran –I ini akan memberikan makna antara lain yang menyatakan :
1.      Untuk mendapatkan makna berkali-kali akhiran –I  harus diimbuhkan ada kata kerja yang menyatakan tindakan. Contoh :
Pukuli   -  (pekerjaan) memukul dilakukan berkali-kali.
2.      Untuk mendapatkan makna “tempat” akhiran –I harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan tempat. Contoh :
Duduki             -           duduk di
3.      Untuk mendapatkan makna “merasa sesuatu pada” akhiran –I harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan sikap batin.
Contoh :
Hormati            -           merasa hormat
4.       Untuk mendapatkan makna “memberi atau membubuhi” akhiran –I harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan benda yang dapat diberikan.
Contoh :
Nasihati            -           memberi nasihat
5.      Untuk menanyakan makna “menjadi atau menganggap“ akhiran –I harus diimbuhkan pada beberapa kata benda tertentu yang dikenal dengan sifat khasnya.
Contoh :
Budaki             -           anggap sebagai budak
6.      Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –I harus dibubuhkan pada kata sifat.
Contoh :
Lengkapi          -           jadikan lengkap pada

Catatan :
Akhiran –I lazim digunakan bersama dengan awalan ME sehingga menjadi ME-I yaitu yang digunakan dalam kalimat aktif transitif atau juga dengan awalan DI- sehingga menjadi DI-I yaitu yang digunakan dalam kalimat pasif transitif.
D.    Akhiran –is
Akhiran -is mempunyai beberapa arti diantaranya :
a.       Akhiran –is mempunyai arti menyatakan orang ahli.
Contoh :
Gitaris       -           orang yang ahli memainkan gitar
Violis        -           orang yang ahli memainkan viol
b.      Akhiran –is mempunyai arti menyatakan sifat.
Contoh :
Idealis       -           bersifat ideal
Pancasilais            -           bersifat Pancasila

E.     Akhiran –us
Akhiran –us digunakan untuk sebutan orang yang mendalami suatu bidang tertentu  atau orang yang ahli dalam bidang tertentu.
Contoh :
Musikus -           orang yang ahli dalam bidang musik
Politikus -           orang yang ahli dalam bidang politik

F.     Akhiran –man
Akhiran –man digunakan untuk menyatakan orang pria.
Contoh :
Seniman -           orang (pria) yang menggeluti dunia seni

G.    Akhiran –wan
Akhiran –wan mempunyai beberapa arti diantaranya :
a.       Akhiran –wan mempunyai arti yang memiliki.
Contoh:
Sukarelawan           -           orang yang memiliki rasa sukarela
Jutawan                   -           orang yang memiliki uanng berjuta-juta
b.      Akhiran –wan mempunyai arti profesi.
Contoh ;
Dramawan  -           orang (pria) yang berprofesi dalam bidang drama
Wartawan   -           orang (pria) yang berprofesi dalam bidang kewartawaan

H.    Akhiran –wati
Akhiran –wati mempunyai beberapa arti diantaranya :
a.       Akhiran –wati mempunyai arti yang memiliki.
Contoh ;
Sukarelawati           -           orang (wanita) yang memiliki rasa sukarela
Hartawati                -           orang (wanita) yang memiliki harta banyak
b.      Akhiran –wati mempunyai arti profesi.
Contoh ;
Seniwati      -           orang (wanita) yang berprofesi dalam bidang seni.
Wartawati   -           orang (wanita) yang berprofesi dalam bidang kewartawanan

I.       Akhiran -nya
Akhiran –nya tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhkan.
Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam
–nya.
Pertama -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yang berlaku objek atau pemilik.
Contoh : Saya minta tolong kepadanya.
Kedua -nya sebagai akhiran.
Contoh   : turunnya harga beras menggembirakan rakyat.
Penggunaan akhiran –nya untuk mendapatkan fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Untuk membentuk kata benda akhiran –nya harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja yang menyatakan keadaan atau kata sifat.
Contoh :
Tenggelamnya kapal Tampomas banyak menelan korban.
2.      Untuk memberi penekanan pada bagian kalimat akhiran –nya harus diimbuhkan pada kata benda.
Contoh :
Saya ingin mandi, airnya tidak ada.
3.      Untuk membentuk kata keterangan akhiran –nya harus diimbuhkan pada beberapa kata tertentu.
Contoh :
Agaknya dia tidak akan datang.

*      Akhiran dari Bahasa Asing
Pada kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia kita jumpai akhiran-akhiran seperti berikut:
1.      –al misalnya pada actual, structural, emosional, intelektual. Kata-kata yang berakhiran –al ini tergolong kata sifat.
2.      –asi/isasi misalnya pada afiksasi, konfirmasi, nasionalisasi, kaderisasi, komputerisasi. Akhiran tersebut menyatakan ‘proses menjadikan’ atau ‘penambahan’.
3.      –asme misalnya pada pleonasme, aktualisme, sarkasme, antusiasme. Akhiran ini menyatakan kata benda.
4.      –er seperti pada primer, sekunder, arbitrer, elementer. Akhiran ini menyatakan sifat.
5.      –et seperti pada operet, mayoret, sigaret, novelete. Akhiran ini menyatakan pengertian ‘kecil’. Jadi operet itu ‘opera kecil’, novelet itu ‘novel kecil’.
6.      .–i/wi/iah misalnya pada hakiki, maknawi, asasi, asali, duniawi, gerejani, insani, harfiah, unsuriyah, wujudiyah. Akhiran-akhiran ini menyatakan sifat.
7.      –if misalnya pada aktif, transitif, obyektif, agentif, naratif. Akhiran ini menyatakan sifat.
8.      –ik (1) seperti pada linguistik, statistik, semantic, dedaktik. Akhiran ini menyatakan ‘benda’ dalam arti ‘bidang ilmu’.
9.      -ik (2) seperti pada spesifik, unik, karakteristik, fanatik, otentik. Akhiran ini menyatakan sifat.
10.  –il seperti pada idiil, materiil, moril. Akhiran ini menyatakan sifat. Pada kata-kata lain kata-kata ini diganti dengan –al.
11.  –is (1) pada kata praktis, ekonomis, yuridis, praktis, legendaries, apatis. Akhiran ini menyatakan sifat.
12.  –is (2) pada kata ateis, novelis, sukarnois, marxis, prosaic, esei. Akhiran ini menyatakan orang yang mempunyai faham seperti disebut dalam kata dasar, atau orang yang ahli menulis dalam bentuk seperti yang disebut di dalam kata dasar.
13.  –isme seperti pada nasionalisme, patriotisme, Hinduisme, bapakisme. Isme artinya ‘faham’.
14.  –logi seperti pada filologi, sosiologi, etimologi, kelirumologi, -logiartinya ‘ilmu’.
15.  –ir seperti pada mariner, avonturir, banker. Akhiran ini menyatakan orang yang bekerja pada bidang atau orang yang mempunyai kegemaran ber-.
16.  –or seperti pada editor, operator, deklamator, noderator. Akhiran ini artinya orang yang bertindak sebagai orang yang mempunyai kepandaian seperti yang tersebut pada kata dasar.
17.  –ur seperti pada donator, redaktur, kondektur, debitur, direktur. Akhiran ini seperti yang di atas menyatakan agentif atau pelaku;
18.  –itas seperti pada aktualitas, objektivitas, universitas, produktivitas. Akhiran ini menyatakan benda.

DAFTAR PUSTAKA
munzaro.blogspot.com/.../kata-imbuhan-dalam-bahasa-indonesia.
Bintang Pelajar ,Graha Cipta Pustaka,Bandung.