1.
PENGERTIAN IMBUHAN
Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di
dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok
kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem
itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek,
predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation).
Imbuhan
(afiks) adalah bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata.
Imbuhan (afiks) dibahas dalam bidang ilmu Morfologi. Kata yang dibentuk
dari kata lain pada umumnya mengalami tambahan bentuk pada kata dasarnya. Perubahan-perubahan
bentuk kata menyebabkan adanya perubahan golongan dan arti kata. Perbedaan
golongan dan arti kata-kata tersebut tidak lain disebabkan oleh perubahan
bentuk kata. Karena itu, maka morfologi disamping bidangnya yang utama
menyelidiki seluk-beluk kata, juga menyelidiki kemungkinan adanya perubahan
golongan dan arti kata yang timbul sebagai akibat perubahan bentuk kata.
2. IMBUHAN AKHIRAN (SURFIKS/SUFIX)
Akhiran
(sufiks/ sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Dalam proses
pembentukan kata ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Proses
pembentukannya di sebut safiksasi (suffixation). Akhiran terdiri dari -an, -in,
-wan, -wati, -wi. Semua akhiran ini di sebut sebagai akhiran untuk kata
benda. Sedangkan akhiran yang berupa kata sifat, diantaranya -if, -ik,
-is, -er, –wi. Kadang-kadang akhiran yang berupa kata sifat, ada yang berasal
dari bahasa inggris dan ada yang berasal dari bahasa arab. Contoh: -al, -iah, -i,
-nya, -in, -at, -us, -or, -if. Untuk lebih lengkap, simak selanjutnya.
Akhiran dari Bahasa Indonesia
A.
Akhiran –an
Akhiran –an
tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun
bentuknya tetap –an. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya
dibelakang kata yang diimbuhinya. Fungsi akhiran –an adalah membentuk kata
benda. Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan dengan akhiran –an itu antara lain :
1. Untuk mendapatkan
makna “hasil” akhiran –an harus
digunakan pada kata kerja tertentu.
Contoh :
Tulisan - Hasil
tulisan
Temuan - Hasil
temuan
2. Untuk
mendapatkan makna “alat” akhiran –an harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja.
Contoh
Pikulan - alat untuk memikul
Pikulan - alat untuk memikul
3. Untuk
mendapatkan makna “benda atau hal yang dikenal pekerjaan” akhiran –an harus
diimbuhkan pada beberapa kata kerja.
Contoh
Makanan - sesuatu yang dimakan
Makanan - sesuatu yang dimakan
4. Untuk mendapatkan
makna “tempat” akhiran –an harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja.
Contoh
Kubangan - tempat berkubang
Kubangan - tempat berkubang
5. Untuk
mendapatkan makna “tiap-tiap” akhiran –an harus digunakan pada kata benda yang menyaakan
waktu atau satuan ukuran.
Contoh
Bulanan - tiap-tiap bulan
Bulanan - tiap-tiap bulan
6. Untuk
mendapatkan makna :mengandung banyak hal yang disebut kata dasarnya” akhiran
–an harus diimbuhkan pada kata benda
tertentu.
Contoh
Ubanan - banyak ubannya
Ubanan - banyak ubannya
7. Untuk
mendapatkan makna “himpunan bilangan atau jumlah” akhiran –an harus digunakan pada kata bilangan.
Contoh
Belasan - himpunan yang jumlahnya sebelas sampai Sembilan belas
Belasan - himpunan yang jumlahnya sebelas sampai Sembilan belas
8. Untuk
mendapatkan makna “bersifat yang disebut kata dasarnya” akhiran –an harus digunakan pada beberapa kata sifat.
Contoh
Murahan - harganya murah
Murahan - harganya murah
B.
Akhiran –kan
Akhiran –kan
tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun
bentuknya tetap –kan. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya
dibelakang kata yang diimbuhinya.
Pembentukan
kata dengan akhiran –kan akan memberikan makna sebagai berikut :
1. Untuk
mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –kan harus diimbuhkan pada :
a. Kata sifat
Contoh :
Tenangkan - jadikan tenang
b.
Kata kerja yang menyatakan keadaan
Contoh :
Putuskan - jadikan putus
Contoh :
Putuskan - jadikan putus
c.
Beberapa kata benda yang memiliki sifat khusus
Contoh :
Contoh :
Hutankan - jadikan hutan
2.
Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi berada” akhiran –kan harus diibuhkan pada
kata benda yang menyatakan tempat.
Contoh :
Pinggirkan - jadikan berada dipinggir
Pinggirkan - jadikan berada dipinggir
3.
Untuk
mendapatkan makna “lakukan…” akhiran –kan harus diimbuhkan pada kata kerja yang
menyatakan tindakan. Contoh :
Lemparkan - lakukan lempar
Lemparkan - lakukan lempar
4.
Untuk mendapatkan makna “lakukan untuk orang lain”
akhiran -kan harus diimbuhkan pada kata kerja yang kata dasarnya sudah
transitif.
Contoh :
Ambilkan - ambil untuk orang lain
Ambilkan - ambil untuk orang lain
5.
Untuk mendapatkan makna “bawa masuk ke…” akhiran –kan
harus digunakan pada beberapa kata benda yang menyatakan ruang atau wadah.
Contoh :
Asramakan - masukkan ke asrama
Asramakan - masukkan ke asrama
6. Akhiran
–kan mendapatkan makna menyatakan sungguh-sungguh.
Contoh
:
Dengarkan - mendengarkan
dengan sungguh-sungguh
Kenangkan - mengenanglah
dengan sungguh-sungguh
7. Akhiran
–kan mempunyai arti menyatakan dengan.
Contoh
:
Pukulkan - pukulah
dengan
Bayarkan - bayarlah
dengan
Catatan :
Akhiran –kan
lazim digunakan bersama dengan awalan me- sehingga menjadi me-kan yang
digunakan dalam kalimat aktif transitif atau juga dengan awalan di- sehingga
menjadi di-kan yang digunakan dalam kalimat pasif transitif.
C.
Arti
akhiran –i
Akhiran –I tidak
mempunyai variasi bentuk, jadi untuk kondisi dan situasi mana saja bentuknya sama
saja. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang
diimbuhinya. Perlu diperhatikan kata-kata yang berakhir dengan fonem /i/ tidak
dapat diberi akhiran –i.
Pembubuhan kata dengan akhiran –I
ini akan memberikan makna antara lain yang menyatakan :
1. Untuk
mendapatkan makna berkali-kali akhiran –I harus diimbuhkan ada kata kerja yang
menyatakan tindakan. Contoh :
Pukuli - (pekerjaan) memukul dilakukan berkali-kali.
2. Untuk mendapatkan
makna “tempat” akhiran –I harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan
tempat. Contoh :
Duduki - duduk di
3. Untuk
mendapatkan makna “merasa sesuatu pada” akhiran –I harus diimbuhkan pada kata
kerja yang menyatakan sikap batin.
Contoh :
Hormati - merasa hormat
4. Untuk mendapatkan makna “memberi atau
membubuhi” akhiran –I harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan benda
yang dapat diberikan.
Contoh :
Nasihati - memberi nasihat
5. Untuk
menanyakan makna “menjadi atau menganggap“ akhiran –I harus diimbuhkan pada
beberapa kata benda tertentu yang dikenal dengan sifat khasnya.
Contoh :
Budaki - anggap sebagai budak
6. Untuk
mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –I harus dibubuhkan pada kata sifat.
Contoh :
Lengkapi - jadikan lengkap pada
Catatan :
Akhiran –I
lazim digunakan bersama dengan awalan ME sehingga menjadi ME-I yaitu yang
digunakan dalam kalimat aktif transitif atau juga dengan awalan DI- sehingga
menjadi DI-I yaitu yang digunakan dalam kalimat pasif transitif.
D. Akhiran –is
Akhiran -is mempunyai beberapa arti diantaranya :
a. Akhiran
–is mempunyai arti menyatakan orang ahli.
Contoh :
Gitaris - orang yang
ahli memainkan gitar
Violis - orang yang
ahli memainkan viol
b. Akhiran
–is mempunyai arti menyatakan sifat.
Contoh :
Idealis - bersifat
ideal
Pancasilais - bersifat
Pancasila
E.
Akhiran
–us
Akhiran –us digunakan untuk sebutan
orang yang mendalami suatu bidang tertentu
atau orang yang ahli dalam bidang tertentu.
Contoh :
Musikus - orang yang ahli
dalam bidang musik
Politikus - orang yang ahli
dalam bidang politik
F.
Akhiran
–man
Akhiran –man digunakan untuk
menyatakan orang pria.
Contoh :
Seniman - orang (pria) yang
menggeluti dunia seni
G.
Akhiran
–wan
Akhiran –wan
mempunyai beberapa arti diantaranya :
a. Akhiran
–wan mempunyai arti yang memiliki.
Contoh:
Sukarelawan - orang
yang memiliki rasa sukarela
Jutawan -
orang yang memiliki uanng berjuta-juta
b. Akhiran
–wan mempunyai arti profesi.
Contoh ;
Dramawan - orang (pria) yang
berprofesi dalam bidang drama
Wartawan - orang (pria) yang
berprofesi dalam bidang kewartawaan
H.
Akhiran
–wati
Akhiran –wati
mempunyai beberapa arti diantaranya :
a. Akhiran
–wati mempunyai arti yang memiliki.
Contoh ;
Sukarelawati - orang
(wanita) yang memiliki rasa sukarela
Hartawati - orang
(wanita) yang memiliki harta banyak
b. Akhiran
–wati mempunyai arti profesi.
Contoh ;
Seniwati - orang (wanita)
yang berprofesi dalam bidang seni.
Wartawati - orang (wanita)
yang berprofesi dalam bidang kewartawanan
I.
Akhiran -nya
Akhiran –nya tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi
untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya tetap. Pengimbuhannya dilakukan
dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhkan.
Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam
Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam
–nya.
Pertama -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yang berlaku objek atau pemilik.
Pertama -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yang berlaku objek atau pemilik.
Contoh : Saya minta tolong kepadanya.
Kedua -nya sebagai akhiran.
Contoh :
turunnya harga beras menggembirakan rakyat.
Penggunaan akhiran –nya untuk mendapatkan fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
Penggunaan akhiran –nya untuk mendapatkan fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Untuk membentuk kata benda akhiran –nya harus
diimbuhkan pada beberapa kata kerja yang menyatakan keadaan atau kata sifat.
Contoh :
Tenggelamnya kapal Tampomas banyak menelan korban.
2.
Untuk memberi penekanan pada bagian kalimat akhiran
–nya harus diimbuhkan pada kata benda.
Contoh :
Saya ingin mandi, airnya tidak ada.
3.
Untuk membentuk kata keterangan akhiran –nya harus
diimbuhkan pada beberapa kata tertentu.
Contoh :
Agaknya dia tidak akan datang.
Akhiran
dari Bahasa
Asing
Pada kata-kata asing yang diserap ke
dalam bahasa Indonesia kita jumpai akhiran-akhiran seperti berikut:
1. –al misalnya pada actual,
structural, emosional, intelektual. Kata-kata yang berakhiran –al ini tergolong
kata sifat.
2. –asi/isasi misalnya pada afiksasi,
konfirmasi, nasionalisasi, kaderisasi, komputerisasi. Akhiran tersebut
menyatakan ‘proses menjadikan’ atau ‘penambahan’.
3. –asme misalnya pada pleonasme,
aktualisme, sarkasme, antusiasme. Akhiran ini menyatakan kata benda.
4. –er seperti pada primer, sekunder,
arbitrer, elementer. Akhiran ini menyatakan sifat.
5. –et seperti pada operet, mayoret,
sigaret, novelete. Akhiran ini menyatakan pengertian ‘kecil’. Jadi operet itu
‘opera kecil’, novelet itu ‘novel kecil’.
6. .–i/wi/iah misalnya pada hakiki,
maknawi, asasi, asali, duniawi, gerejani, insani, harfiah, unsuriyah,
wujudiyah. Akhiran-akhiran ini menyatakan sifat.
7. –if misalnya pada aktif, transitif,
obyektif, agentif, naratif. Akhiran ini menyatakan sifat.
8. –ik (1) seperti pada
linguistik, statistik, semantic, dedaktik. Akhiran ini menyatakan ‘benda’ dalam
arti ‘bidang ilmu’.
9. -ik (2) seperti pada
spesifik, unik, karakteristik, fanatik, otentik. Akhiran ini menyatakan sifat.
10. –il seperti pada idiil, materiil,
moril. Akhiran ini menyatakan sifat. Pada kata-kata lain kata-kata ini diganti
dengan –al.
11. –is (1) pada kata praktis,
ekonomis, yuridis, praktis, legendaries, apatis. Akhiran ini menyatakan sifat.
12. –is (2) pada kata ateis,
novelis, sukarnois, marxis, prosaic, esei. Akhiran ini menyatakan orang yang
mempunyai faham seperti disebut dalam kata dasar, atau orang yang ahli menulis
dalam bentuk seperti yang disebut di dalam kata dasar.
13. –isme seperti pada nasionalisme,
patriotisme, Hinduisme, bapakisme. Isme artinya ‘faham’.
14. –logi seperti pada filologi,
sosiologi, etimologi, kelirumologi, -logiartinya ‘ilmu’.
15. –ir seperti pada mariner, avonturir,
banker. Akhiran ini menyatakan orang yang bekerja pada bidang atau orang yang
mempunyai kegemaran ber-.
16. –or seperti pada editor, operator,
deklamator, noderator. Akhiran ini artinya orang yang bertindak sebagai orang
yang mempunyai kepandaian seperti yang tersebut pada kata dasar.
17. –ur seperti pada donator, redaktur,
kondektur, debitur, direktur. Akhiran ini seperti yang di atas menyatakan
agentif atau pelaku;
18. –itas seperti pada aktualitas,
objektivitas, universitas, produktivitas. Akhiran ini menyatakan benda.
munzaro.blogspot.com/.../kata-imbuhan-dalam-bahasa-indonesia.
Bintang Pelajar ,Graha Cipta Pustaka,Bandung.